Blog ini masih dibangun...

Cara Rasulullah Berdzikir

Posted by : Administrator

Banyak sebagian orang setelah sholat fardhu mereka berdzikir dengan kedua tangannya (tangan kanan dan tangan kiri) atau berdzikir dengan menggunakan tasbih (bijian) yang merupakan suatu perkara baru dalam agama, dari hadits dibawah ini rasulullah bertasbih dengan jari kanannya. Simak Hadits shohih yang sama berikut ini.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ x قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَعْقِدُ التَّسْبِيْحَ بِيَمِيْنِهِ.

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu, dia berkata: 
رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَعْقِدُ التَّسْبِيْحَ بِيَمِيْنِهِ

"Saya melihat Rasulullah bertasbih (berdzikir) dengan (jari-jari) tangan kanannya."

(HR. Abu Dawud, II/81, at-Tirmidzi, V/521, Shahiihul Jami', IV/271, no. 4865).

Bertasbih dengan bijian tidak pernah dilakukan rasulullah, jadi mari kita ikuti apa yang sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh rasulullah, dan bukan mengikuti apa yang bukan berasal dari rasulullah.

Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Rasulullah adalah suri teladan baik bagi orang yang mengharap rahmat allah?

Allah Berfirman:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Al-Ahzab : 21)


Rasulullah bersabda:
وَاعْقُدَنَّ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْؤُوْلَاتٌ وَمُسْتَنْطَقَاتٌ.
“Hitunglah (dzikir) itu dengan ruas-ruas jari karena sesungguhnya (ruas-ruas jari) itu akan ditanya dan akan dijadikan dapat berbicara (pada hari Kiamat).” (HR. Abu Dawud: 1345)

Adapun hukum hadits dibawah ini adalah hadits lemah : 
Hadits ini diriwayatkan oleh Shafiyah. Dikisahkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke rumah menjumpai Shafiyah, istrinya yang ditangannya ada empat ribu batu kecil. Kemudian beliau bertanya, “Apa gerangan yang ada di tanganmu wahai kekasihku ?” Aku (Shafiyah) menjawab, “Aku gunakan untuk bertasbih.” Beliau bersabda, “Sungguh aku bertsbih lebih dari jumlah yang ada padamu itu.” Aku katakan pada beliau, “Kalau begitu ajarilah akau wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Ucapkanlah subhanallah sebanyak makhluk yang telah diciptakan Allah ” (HR Tirmidzi, al-Hakim, dan lain-lain). Kemudian Tirmidzi berkata, Hadits ini gharib (asing). Kami tidak mengetahuinya kecuali hanya satu sanad.”

     Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya at-Taqrib berkata, “Hadits ini dha'if, dan Kunanah (seorang sanadnya) majhul (tidak dikenal) serta tidak ada yang menguatkannya kecuali Ibnu Hibban (yang dikenal sebagai di kalangan pakar hadits sebagai orang yang ringan dalam menguatkan hadits)”
   Selanjutnya, sebagai bukti akan kelemahan kedua hadits tadi adalah karena ia bertentangan dengan hadits shahih yang warid dalam sahih Muslim, 83-84, Tirmidzi IV/274 dengan menshahihkannya, dan Ibnu Majah I/23, serta musnad Imam Ahmad 6, 325, 429.


Banyak atsar sahabat dan tabi’in yang menunjukkan, bahwa mereka mengingkari orang yang menggunakan bijian atau kerikil untuk menghitung dzikirnya. Diantara atsar tersebut ialah:

- Atsar Abdullah bin Mas’ud, dari Ibrahim berkata:

كَانَ عَبْدُ اللهِ يَكْرَهُ العَدَّ وَيَقُوْلُ أَيَمُنُّ عَلَى اللهِ حَسَنَاتِهِ

Abdullah bin Mas’ud membenci hitungan (dengan tasbih) dan berkata,”Apakah mereka menyebut-nyebut kebaikannya di hadaan Allah?”
. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al Mushnaf, no. 7667].

- Atsar dari Ash Shalat bin Bahram, berkata: Ibnu Mas’ud melihat seorang wanita yang bertasbih dengan menggunakan subhah, kemudian beliau memotong tasbihnya dan membuangnya. Beliau juga melewati seorang laki-laki yang bertasbih menggunakan kerikil, kemudian memukulnya dengan kakinya dan berkata,”Kamu telah mendahului (Rasulullah) dengan melakukan bid’ah yang dzalim, dan kamu lebih tahu dari para sahabatnya.” [
Diriwayatkan oleh Ibnu Waddaah Al Qurthub dalam kitab Al Bida’ wa An Nahyu ‘Anha, hlm. 12].

- Atsar dari Sayyar Abi Al Hakam, bahwasanya Abdullah bin Mas’ud menceritakan tentang orang-orang Kufah yang bertasbih dengan kerikil di dalam masjid. Kemudian beliau mendatanginya dan menaruh kerikil di kantong mereka, dan mereka dikeluarkan dari masjid. Beliau berkata,”Kamu telah melakukan bid’ah yang zhalim dan telah melebihi ilmunya para sahabat Nabi.” [
Diriwayatkan oleh Ibnu Waddaah Al Qurthubi dalam kitab Al Bida’ Wa An Nahyu ‘Anha, hlm. 11].

- Atsar dari Amru bin Yahya; dia menceritakan pengingkaran Abdullah bin Mas’ud terhadap halaqah di masjid Kuffah yang orang-orangnya bertasbih, bertahmid dan bertahlil dengan kerikil. [
Riwayat selengkapnya, lihat Sunan Ad Darimi, Kitabul Muqaddimah, hadits no. 206. Juga disebutkan dalam Tarikh Wasith, Aslam bin Sahl Ar Razzaz Al Wasithi.]

Adapun yang membawa masuk alat tersebut ke dunia Islam dan yang pertama kali memperkenalkannya ialah kelompok-kelompok thariqat atau tasawuf; disebutkan sebagai hasil kombinasi pemikiran antara Islam dengan Yahudi, Kristen, Manawi, Majusi, Hindu dan Budha serta mistik Pytagoras. Sehingga, sampai sekarang hampir semua kelompok-kelompok thariqat dan pengikut tasawuf menjadikan alat tasbih ini sebagai bagian dari ibadah mereka. Bahkan, tidak jarang pula mengalungkan tasbih di leher, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Hindu, Budha dan Pendeta Kristen; menjadikannya sebagai wasilah (perantara) untuk mengobati orang sakit atau hajat lainnya dengan membasuhnya dan meminum airnya, na’uzubillah. Dapat dipastikan, bahwa kelompok-kelompok yang menjadikan thariqat atau tasawuf sebagai landasan manhajnya, akan menjadikan alat tasbih ini sebagai syiar ibadah mereka.


Bertasbih dengan kalung itu milik orang budha, milik biksu.

Currently have 5 komentar:

  1. budha itu pencapaian ....orang yg telah mendapat pencerahan ...orang islam yang sudah mencapai pencerahan juga di sebut budha ...budha yaitu budi pekerti ...menyerukan nama allah dengan penuh hati ..allah juga mengetahui nya ..meski itu terucap di dalam hati ..

  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

  3. Budha itu ajaran hidub. Di kitab tidak ada tuhan, bahkan tidak disebutkan apakah tuhan itu ada


Leave a Reply